Minggu, 10 November 2013

KARAKTERISTIK DAN MASALAH PERKEMBANGAN ANAK DENGAN GANGGUAN ATENSI DAN HIPERAKTIF


A.  Definisi Atensi
Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun proses kognitif lainnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu.
Gangguan atensi dapat dikatakan apabila seorang anak tidak fokus dalam memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, untuk suatu pekerjaan, dia tidak bisa menuntaskannya. Sedikit-sedikit,  perhatiannya sudah berubah dan itu terjadi pada semua hal. Akan tetapi kesimpulan bahwa seorang anak sulit konsentrasi, baru bisa didapat setelah dibandingkan dengan anak normal umumnya. Seringkali anak-anak tersebut memiliki taraf kecerdasan mendekati rata-rata atau mungkin lebih tinggi dari rata-rata dan memiliki pendengaran dan penglihatan yang normal, tetapi mereka terlihat memiliki kesulitan memproses informasi sensoris, cemas dan kurang motivasi atau minat pada suatu hal (Lakoff,  2002)

B.  Definisi Hiperaktif
Ditinjau secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal yang disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. Begitu pula anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian. Gangguan ini disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Penyebab lainnya dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak, serta epilepsi. Atau bisa juga karena gangguan di kepala seperti geger otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan. Anak hiperaktiv adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaran guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya. (Mudzakkir, 2010)

   C.  Faktor Penyebab Masalah Gangguan Atensi Dan Hiperaktif
Penyebab gangguan defisit-atensi tidak diketahui. Sebagian besar anak dengan GDAH tidak menunjukan tanda-tanda cedera struktural yang besar pada sistem syaraf pusat. Sebaliknya, sebagian besar anak dengan gangguan neurologis yang diketahui yang disebabkan oleh cedera otak tidak menunjukan deficit atensi. Walau pun tidak adanya dasar neurofisiologis atau neurokimia spesifik untuk gangguan, ganggguan dapat diperkirakan berhubungan dengan berbagai gangguan lain yang mempengaruhi fungsi otak, seperti gangguan belajar. Faktor penyumbang yang diajukan untuk GDAH adalah pemaparan toksin pranatal, prematuritas, dan kerusakan mekanis pranatal pada sistem saraf janin.
Beberapafaktor yang menyebabkan seorang anak mengalamai gangguan atensi dan hiperaktif yaitu :

a.    Faktor genetik
Bukti-bukti untuk dasar genetic untuk gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas adalah lebih besarnya angka kesesuaian dalam kembar monozigotik dibandingkan kembar dizigotik. Juga, sanak saudara anak-anak hiperaktif memiliki risiko dua kali menderita gangguan dibanding anpopulasiumum. Salah satu sanak saudara mungkin memiliki gejala hiperaktivitas yang menonjol, dan yang lain memiliki inatensi yang menonjol.
b.    Cedera otak
Telah lama diperkirakan bahwa beberapa anak yang terkena GDAH mendapatkan cedera otak yang minimal dan samar-samar pada sistem saraf pusatnya selama periode janin perinatalnya. Atau cedera otak mungkin disebabkan olehh efeksirkulasi, toksik, metabolik, mekanik, danefek lain yang merugikan dan oleh stress dan kerusakan fisik pada otak selama masa bayi yang disebabkan oleh infeksi, peradangan, dan trauma. Cedera otak yang minimal, samar-samar, dan subklinis mungkin bertanggung jawab untuk timbulnya gangguan belajar dan GDAH.Tanda neurologisnonfokal (lunak) sering ditemukan.
c.    Faktor neurologis
Otak manusia normal menjalani kecepatan pertumbuhan utama pada beberapa usia: 3 sampai 10 bulan, 2 sampai 4 tahun, 6 sampai 8 tahun, 10 sampai 12 tahun, dan 14 sampai 16 tahun. Beberapa anak mengalami maturasi pertumbuhan secara berurutan dan menujukan gejala GDAH yang tampaknya sementara. Suatu korelasi fisiologis adalah ditemukannya berbagai pola elektroensefalogram (EEG) abnormal yang terdisorganisasi dan karakteristik untuk anak kecil. Pada beberapa kasus temuan EEG menjadi normal dengan berjalannya waktu.
d.   Faktor psikososial.
Anak-anakdalam institusi seringkali overaktif dan memiliki rentang atensi yang buruk.Tanda tersebut dihasilkan dari pemutusan emosional yang lama, dan gejala menghilang jika faktor pemutus dihilangkan, seperti melalui adopsi atau penempatan di rumah penitipan. Kejadian fisik yang menimbulkan stres, suatu gangguan dalam keseimbangan keluarga, dan faktor yang menyebabkan kecemasan berperan dalam awal atau berlanjutnya GDAH.




  D.  Karakteristik Anak Dengan Gangguan Atensi Dan Hiperaktif
         1.    Karakteristik Anak dengan Gangguan Atensi (Kobi, 2007)
a.    Mudah beralih perhatiannya (karena melihat atau mendengar sesuatu), perhatian beralih minimal 3 kali selama tes karena stimuli lingkungan.
b.    Aktivitas tinggi, selalu berlari berkeliling & tidak mampu duduk selama melakukan satu aktivitas; meninggalkan meja 3 kali atau lebih selama tes, mungkin berdiri di atas meja tes, selama tes memerlukan istirahat beberapa kali.
c.    Hanya bermain sebentar dengan satu mainan, untuk kemudian beralih ke aktivitas yang baru.
d.   Impulsif dalam memegang sesuatu, perlu diingatkan 3 kali atau lebih sebelum menyentuh sesuatu.
e.    Menghilang dari aktivitas, sulit untuk ikut aktivitas kembali, perlu respon segera.
f.     Tidak dapat beralih fokus dari satu obyek ke obyek lain setelah bermain dalam periode yang lama.
g.    Mudah menyerah bila frustrasi dan perlu dorongan untuk terus melakukan aktivitas.
h.    Hanya memilih tugas yang mudah.
i.      Kegiatan tak bertujuan, tanpa eksplorasi yang terpusat.
j.      Tergantung pada orang dewasa untuk memusatkan perhatian selama aktivitas bermain.
k.    Menjadi sangat gembira bila berada di keramaian, misalnya di pasar swalayan atau restoran yang ramai.

    2.    Karakteristik Anak dengan Masalah Hiperaktif
Menurut  buku ”Anak Hiperaktif” (Zafiera, Ferdinand. 2007. Jogjakarta: Katahati) Ciri anak hiperaktif atau anak penderita attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). (Mudzakkir, 2010)

a.    Tidak fokus
Anak dengan gangguan hiperaktif tidak bisa konsentrasi lebih dari lima menit. Tidak memiliki focus yang jelas dan melakukan sesuatu tanpa tujuan. Cenderung tidak mampu melakukan sosialisasi dengan baik.
b.      Sulit untuk dikendalikan
Anak hiperaktif memang selalu bergerak, nakal. Keinginannya harus segera dipenuhi. Tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan.
c.       Impulsif
Melakukan sesuatu secara tiba-tiba tanpa dipikir lebih dahulu. Selalu ingin meraih dan memegang apapun yang ada di depannya. Gangguan perilaku ini biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dasar, atau sebelum mereka berusia 7 tahun.
d.      Menentang
Umumnya memiliki sikap penentang/pembangkang/tidak mau dinasehati. Penolakannya ditunjukkan dengan sikap cuek.
e.       Destruktif
Destruksif atau merusak. Merusak mainan yang dimainkannya dan cenderung menghancurkan sangat besar.
f.       Tidak kenal lelah
Sering tidak menunjukkan sikap lelah, hal inilah yang sering kali membuat orang tua kewalahan dan tidak sanggup meladeni perilakunya.
g.      Tidak sabar dan usil
Ketika bermain tidak mau menunggu giliran,tetapi langsung merebut. Sering pula mengusili teman-temannya tanpa alas an yang jelas.
           h  .      Intelektualitas rendah
       Sering kali anak dengan gangguan hiperaktif memiliki intelektualitas di bawah rata-rata anak normal.               Mungkin dikarenakan secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa menunjukkan          kemampuan kreatifnya.



      E.   Identifikasi Masalah Gangguan Atensi Dan Hiperaktif Pada Anak
Gangguan atensi dapat dikatakan apabila seorang anak tidak fokus dalam memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, untuk suatu pekerjaan, dia tidak bisa menuntaskannya. Anak dengan gangguan atensi akan mudah melamun, cepat panik atau bingung, lambat dan tidak luwes. Mereka juga kadang salah dalam mengartikan informasi yang diterimanya, sulit memahami atau mengerti penjelasan gurunya(Lokaff, 2002)
Gangguan Hiperaktifditandai dengan adanya gejala ketidakmampuan anak untuk memusatkan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi, sehingga rentang perhatiannya sangat buruk atau sangat singkat waktunya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusianya. Anak dengan gangguan hiperaktif  mengalami berbagai hambatan dalam perkembangannya, baik yang berkaitan dengan akademik, penyesuaian sosial, emosi, tingkah laku, kognitif dan fisikal.
Anak dengan gangguan hiperaktif memiliki beberapa ciri perilaku antara lain:
   1.    Mereka seringkali sulit konsentrasi dalam belajar sehingga tidak mudah bertahan dalam rentang perhatian yang lama dan sulit menyimpan informasi yang sudah dipelajari semalaman untuk dipertahankan sampai di sekolah saat ulangan.
    2.     Ketika menjalin relasi sosial mereka cenderung bersikap tidak matang, mau menang sendiri, tidak sabar menunggu giliran, dan ingin kemauannya segera dituruti.
   3.    Ketika menulis atau mencatat mereka seringkali tertinggal dan akhirnya tidak selesai mengerjakan tugasnya di sekolah. Selain itu sering dijumpai bahwa tulisan mereka tidak lengkap, ada huruf tertentu atau angka tertentu yang hilang atau ada kata/kalimat yang terlewati. Bahkan mereka juga bisa mengalami salah melihat atau membaca tanda baca (+, , : , dan x), kata dan kalimat.
Selain itu ciri anak dengan gangguan hiperaktif memiliki aktivitas motorik lebih dari ratarata anak seusianya, bila duduk tidak bisa diam, tidak bisa duduk lama selalu bergerak, berjalanjalan, impulsif, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan tidak pernah berhenti bicara. Ia juga memiliki aktivitas kognitif dengan perhatian mudah beralih, rentang pemusatan perhatian pendek, sulit mengikuti beberapa instruksi secara berurutan, cepat lupa, mudah gusar, tidak mudah jera, toleransi terhadap frustrasi rendah, melamun, dan murung bila dibandingkan dengan anak seusianya.
Orang tua dapat bekerjasama dengan guru dan pihak sekolah untuk membantu anak dengan gangguan hiperaktif menyesuaikan diri dengan tuntutan belajar di sekolah dan meningkatkan ketrampilan sosialnya, antara lain:
   1.    Pengaturan posisi duduk anak sebaiknya di depan, dekat dengan meja guru. Posisi tersebut paling ideal karena guru dapat memantau dengan mudah kegiatan belajar anak di kelas dan anak lebih mudah memusatkan perhatiannya pada guru ketika mengajar.
   2.     Menempatkan teman yang tepat untuk duduk dekat posisinya. Teman yang tepattersebut memiliki kriteria, antaralain: kematangan perkembangannya sesuai dengan usianya, bisa menjadi motivator, pengawas, dan pendamping kegiatan belajar di kelas.
   3.     Bentuk evaluasi belajar (tes) anak di sekolah bisa disampaikan secara lisan. Hal ini membantu anak untuk bisa mencapai hasil evaluasi (tes) yang lebih optimal dibandingkan anak harus menulis.
   4.    Pelaksanaan evaluasi belajar (ulangan) diusahakan dapat dilakukan pada awal jam pelajaran sekolah (jam pertama ketiga). Hal ini perlu dilakukan untuk semua anak karena kondisi yang letih akan mempengaruhi konsentrasi dan daya ingat anak, khususnya pada anak dengan gangguan hiperaktif.
  5.    Guru dapat memberikan waktu khusus bagi anak untuk mengejar ketinggalan dalam mencatat atau mengoreksi kesalahan tulisannya setiap hari setelah pelajaran sekolah berakhir.
   6.    Apabila kondisi memungkinkan, anak diijinkan menggunakan notebook karena akan membantu kecepatan anak untuk mencatat dibandingkan harus menulis dengan tangan.
  7.    Anak diijinkan untuk merekam materi pelajaran yang disampaikan guru secara lisan karena akan membantu anak untuk lebih mudah mempelajari kembali pelajaran daripada anak harus banyak mencatat dan membaca tulisannya yang seringkali tidak lengkap karena sering tertinggal.
 8.    Anak dibiasakan untuk memeriksa kembali hasil pekerjaannya sebelum diserahkan pada guru dan memeriksa bukubuku dan perlengkapan sekolah setiap kali sebelum dan sesudah pulang sekolah.
  9.    Sekolah dapat menyediakan modul belajar dan lembar kerja siswa untuk masingmasing pelajaran sehingga anak tidak terlalu banyak mencatat.
   10.  Tugas tanggung jawab sederhana yang dapat melatih anak beinteraksi sosial dan peduli terhadap keadaan teman dapat diserahkan pada anak, seperti: mendata jumlah teman-teman yang hadir dan yang tidak hadir di kelas, menelpon teman yang sakit, dan atau memperhatikan/ mengingatkan tanggal ulangtahun setiap teman di kelas, dsb. (Fitri, 2011)


   F.   Dampak dari Anak dengan Gangguan Atensi dan Hiperaktif
Beberapa dampak dari anak dengan gangguan atensi dan hiperaktif sebagai berikut.
a.    Kurangnya penyerapan pelajaran,
Siswa dengan gangguan atensi tentu tidak bisa berkonsentrasi sehingga guru dituntut untuk bersabar dan bekerja lebih dalam menyampaikan materi. Guru juga harus menyiapkan segala sesuatunya agar pembelajaran lebih menarik.  Dalam buku pendidikan anak berkebutuhan khusus halaman 79 disebutkan bahwa “…diperlukan program khusus, antara lain latihan konsentrasi, bimbingan gerak yang bermanfaat, materi yang menarik dan tidak terlalu panjang durasinya, latihan kedisiplinan, latihan penenangan emosi, dan penyesuaian diri. ”  Selain itu, hal yang sangat penting adalah perhatian dan kasih sayang dari guru.
b.    Berisik
Siswa hiperaktif cenderung berisik tidak bisa diam sehingga mengganggu konsentrasi siswa lain. Tidak sedikit teman-temannya tidak menyukai anak yang hiperktif.
c.    Siswa cenderung mendapatkan perlakuan yang salah dari keluarga, dan/atau lingkungan masyarakat
Seorang anak dengan gangguan atensi dan hiperaktif biasanya dekat dengan hal negatif, seperti “bodoh”, “nakal” dan “bandel”, sehingga cenderung mendapatkan perlakuan yang kasar dan bersifat memaksakan kehendak dari keluarga dan masyarakat.
d.   Gangguan membaca
Dalam ipaperfakultaskedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, anak dengan gagangguan atensi dan hiperaktif cenderung mengalami kesulitan dalam membaca. Hal itu dikarenakan membaca membutuhkan ketenangan dan konsentrasi yang justru tidak dimiliki anak-anak dnengan gangguan atensi dan hiperaktif. (Ipaper, 2009)





DAFTAR PUSTAKA

Fitri. (2011). Gangguan Pemusatan Perhatian. (Online). Tersedia:
Kobi. (2007). Karakteristik Anak dengan Gangguan Atensi. (Online). Tersedia:
Lakoff, A. (2002). Adaptive will: the evolution of attention deficit disorder. Journal of the History of the Behavioral Sciences, 36 (2), 149 –169.
[10 September 2013]
Mudzakkir. (2010). Pengertan Anak Hiperaktif. (Online). Tersedia: http://ideguru.wordpress.com/2010/04/08/pengertian-anak-hiperaktif/
[11 September 2013]
Mudzakkir. (2010). Ciri-Ciri Anak Hiperaktif atau Penderita ADHD. (Online). Tersedia:
Nani, E. (2010). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: CV. Catur Karya Mandiri.
nn.(2009). Gangguan Belajar pada Anak. (Online). Tersedia: