I
I.Konsep
Pembelajaran Elektronik Learning
1. Pengertian
Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Istilah
Teknologi Informasi lahir pada abad ke duapuluh yang diawali dengan
terbentuknya masyarakat informasi.Istilah Teknologi Informasi yang menggunakan
kata informasi, pada dasarnya sangat berkaitan dengan istilah TK (Teknologi
Komunikasi) yang dikenal lebih dahulu. Kita melihat ada teknologi komunikasi
yang berfungsi sebagai penyaluran informasi, ada juga teknologi informasi yang
berfungsi sebagai penyimpan pengolah informasi.Richard Weiner dalam Websters
New Word Dictionary and Communications disebutkan bahwa teknologi informasi
adalah pemrosesan, pengolahan, dan penyebaran data oleh kombinasi computer dan
telekomunikasi.
Dengan
demikian semakin jelas bahwa kelahiran istilah TI didasari perkembangan
teknologi pengolahan data, apabila teknologi komunikasi merupakan alat untuk
menambah kemempuan orang berkomunikasi, maka teknologi adalah pengerjaan data
oleh computer dan telekomunikasi.Pemisahan istilah ini secara moderat ditujukan
oleh organisasi sarjana komunikasi internasionalyang mengelompokan sarjana
komunikasi yang menekuni bidang teknologi komunikasi dalam divisi
“communication and Technology”, sedangkan sarjana komunikasi yang menekuni
teknologi informasi dikelompokkan kedalam devisi system informasi (Abrar,
2001).
Dalam
konteks yang lebih luas, teknologi informasi merangkum semua aspek yang
berhubungan dengan mesin computer dan komunikasi dan teknik yang digunakan
untuk menangkap, mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, menghantar dan
mempersembahkan suatu bentuk informasi yang besar. Komputer yang mengendalikan
semua bentuk idea dan informasi memainkan peranan yang sangat penting
(munir,2004).
Pada
awalnya teknologi informasi diartikan sebagai perangkat keras dan lunak untuk
melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data (Alter dalam Syam,
2004).Namun dalam perkembangannya mendapat respon yang lebih luas, di mana
teknologi informassi juga mencakup teknik komunikasi sebagai sarana untuk
mengirim informasi.Dengan demikian segala bentuk teknologi yang diimplementasikan
untuk memproses danmengirim informasi dalam bentuk elektronik, software
pemroses transaksi perangkat lunak untuk lembar kerja, peralatan komunikasi
serta jaringan termasuk pada wilayah teknologi informasi.Everett M. Roger dalam
Syam (2004) menempatkan teknologi informasi bukan hanya sebagi sarana fisik,
namun dapat berfungsi sebagai yang meneruskan nilai-nilai social bagi para
pemakainya.
Terdapat
beberapa pandangan yang mengarah kepada definisi E-Learning diantaranya :
1. E-Learning
adalah konvergensi antara belajar dan internet (Bank of America Securities).
2. E-Learning
menggunakan kekuatan dan jalinan kerja, terutama dapat terjadi dalam teknologi
internet, tetapi juga dapat terjadi dalam jalinan kerja satelit dan pemuasan
digital untuk keperluan pembelajaran (ellit Trossen).
3. E-Learning
adalah penggunaan jalinan kerja teknologi untuk mendesain, mengirim, memilih,
mengorganisir pembelajaran (Elliut Masie).
4. E-Learning
adalah pembelajaran yang dapat terjadi di internet (Cisco System).
5. E-Learning
adalah dinamik, beroperasi pada waktu yang nyata, kolaborasi, individu,
konperhensif (Greg Priest).
6. E-Learning
adalah pengiriman sesuatu melalui media elektronik termasuk internet, extranet,
satelit broadcast, audio/video tape, televise interaktif dan cd-rom (Cornelia
Weagen)
7. E-Learning
adalah keseluruhan variasi internet dan teknologi web untuk membuat, mengiri,
dan memfasilitasi pembelajaran (Robert Peterson dan Piper Jafray)
8. E-Learning
menggunakan kekuatan dan jalinan kerja untuk pembelajaran dimanapun dan kapanpun
(arista Knowledge System)
Pada
akhirnya Elektronik Learning dapat didefinisikan sebagai upaya menghubungkan
belajar (siswa dengan sumber belajar (data base, pakar/guru, perpustakaan) yang
secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan.Interaktivitas dalam hubungan
tersebut dapat dilakukan secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung
(asynchronous).
2. Hakikat
Teknologi Informasi
Kemajuan
teknologi yang menyatukan kemajuan komputasi, televise, radio, dan telepon
menjadi satu kesatuan (terintegrasi) terbentuk sebagai suatu revolusi informasi
dan komunikasi global. Revolusi ini terwujud dari kemajuan teknologi di bidang
computer pribadi, komunikasi data kompresi, bandwidth, data stroge dan data
acess, integrasi multimedia dan jaringan computer.Teknologi informasi dapat
menjadi alat pendorong kea rah kemajuan bangsa.Salah satu dampak terbesar
adalah perkembangan pembangunan di bidang pendidikan.Hal yang merupakan
jembatan menuju bangsa yang maju di mana masyarakat dapt memiliki alat-alat
yang membantu mereka mengembangkan usaha dan menikmati hasilnya secara mudah,
murah dan merata.Sesuatu yang merupakan kerangka akses untuk semua orang dalam
mengarungi abad 21 ini.
Teknologi
informasi dan komunikasi dapat membantu memberi perubahan besar di banyak
Negara. Dalam era global sekarang ini tidak ada lagi sekat dalam akses
informasi sehingga semua lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang sama
untuk mengembangkan diri dalam segala aspek kehidupan. Tentunya kita sebagai
masyarakat Indonesia tidak dapat menolak terhadap “booming”.Teknologi informasi
dan komunikasi ini.Peranan dunia pendidikan menjadi pintu utam untuk menyaring,
mentransper dan memberikan constraints sehingga nilai-nilai tradisional yang
positif tidak mudah terkikis bahkan kita berharap dapat bergabung secara
sinergi.Tentunya tugas kita semua untuk bersama-sama berfikir mencari format
terbaik bagaimana memanfaatkan dan mengevaluasi peranan teknologi informasi dan
komunikasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air tercinta ini.
Saat
ini ada lima situs Indonesia yang membentuk komunitas pendidikan online yaitu
supersiswa.com, ayo.net.com, dan ub.net.id. Situs tersebut tumbuh karena adanya
kebutuhan khalayak akan adanya suatu layanan pendidikan melalui internet, dan
rupanya kebutuhan tersebut direspon positif oleh kalangan swasta yang mendapat
dukungan dari Departemen Pendidikan Nasional.
3. Konsep
Pembelajaran melalui Teknologi Informasi
Khusus
pengguna internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di
Negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukan bahwa dengan media ini
memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih
efektif. Pemanfaatan internet sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran di
sekolah tidaklah sederhana yang di bayangkan, karena banyak hal yang harus
dipelajari. Sebagai media yang diharpkan akan menjadi bagian dari proses
belajar mengajar di sekolah, internet harus mampu memberikan dukungan bagi
terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa
sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi yang
harus mampu didukung oleh internet tersebut trutama berkaitan dengan strategi
pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalo dijabarkan secara sederhana,
bias diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa
mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang
dibutuhkan dalm rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut (Boettcher 1999).
Strategi
pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca dan penugasan,
presentasi dan evaluasi, secara umum keterlaksanaannya tergantung dari satu
atau lebih dari 3 mode dasar dialog komunikasi sebagi berikut (Boettcher 1999)
:
a. Dialog/komunikasi
guru dengan siswa.
b. Dialog/komunikasi
antara siswa dengan sumber belajar.
c. Dialog/komunikasi
di antara siswa.
Sesungguhnya
internet merupakan media yang bersifat multi-rupa, pada satu sisi internet bias
digunakan untuk berkomunikasi secara interpersonal misalnya dengan menggunakan
e-mail dan chat sebagai sarana berkomunikasi antar pribadi (eone-to-one
communications), di sisi lain dengan e-mail-pun pengguna bias melakukan
komunikasi dengan lebih dari satu orang atau sekolmpok pengguna yang lain
(one-to-many Communications). Bahkan sebagaimana telah disinggung di bagian
depan, internet juga memiliki kemempuan memfasilitasi kegiatan diskusi dan
kolaborasi oleh sekelompok orang. Disamping itu dengan kemempuannya untuk
menyelenggarakan komunikasi tatap muka (telecomverence), memungkinkan pengguna
internet bisa berkomunikasi secara audiovisual sehingga dimungkinkan
terselenggarakanynya komunikasi non verbal maupun verba secara real-time.
Secara
nyata internet memang akan bisa digunakan dalam setting pembelajaran di
sekolah, karena memiliki karakteristik yang khas yaitu (1) sebagai media interpersonal
dan juga sebagai media masa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-to-one
maupun one-to-many. (2) memiliki sikap interaktif, dan (3) memungkinkan
terjadinya komunikasi secara sinkron ( synchronous) maupun tertunda
(asynchronous), sehinggga memungkinkan terselenggaranya ketiga jenis dialog
komunikasi yang merupakan syarat terselenggaranya suatu proses belajar
mengajar. Internet mempunyai perang yang sangat strategis, bahkan dengan
karakteristiknya yang khas maka pada masa yang akandatng injternet bias menjadi
media pembelajaran yang paling terkemuka dan pali dipergunakan secara luas.
4. Faktor
Pendukung Pembelajaran melalui Teknologi Informasi
Sebagai
dasar untuk meanfaatkan internet sebagai media pembelajaran dalam seting
sekolah, ada berapa hal yang perlu mendapat perhatian dan penanganan yang
serius agar penyelenggaraan pemanfaatan internet untuk pembelajaran bisa
berhasil, yaitu :
·
Faktor Lingkungan, yang
meliputi institusi penyelenggara pendidikan dan masyarakat.
·
Siswa atau peserta
didik meliputi usia, latar belakang, budaya, penguasaan bahasa dan berbagai
gaya belajarnya.
·
Guru atau pendidik
meliputi latar belakang, usia, gaya mengajar, pengalaman, dan personalitinya.
·
Faktor teknologi
komputer, perangkat lunak, jaringan, koneksi ke internet dan berbagai kemampuan
yang dibutuhkan berkaitan dengan penerapan internet di lingkungan sekolah.
1) Intuisi
Peranan
yang diwujudkan dalam bentuk kebijakan dan komitmen, sangat menentukan
terselenggaranya pemanfaatan internet untuk pendidikan dalam lingkungan
sekolah.Intuisi yang paling pertama yang dituntut untuk memiliki komitmen dalam
pendayagunaan internet untuk pembelajaran tentu saja adalah sekolah.
2) Masyarakat
Lingkungan
yang perlu mendapat perhatian ialah lingkungan keluarga siswa.Karena dari
lingkungan keluargalah diharapkan munculnya dukungan yang mampu memberikan
dorongan untuk memotivasi siswa dalam memanfaatkan internet untuk keperluan
pendidikan.
3) Guru
Pernanan
guru tak kalah menentukannya terhadap keberhasilan pemanfaatan internet di
sekolah. Pemantauan sementara di beberapa sekolah dasar, dan menengah di
Bandung umumnya menunjukkan bahwa inisiatif pemanfaatan internet di sekolah
justru banyak yang datang dari guru-guru yang memiliki kesadaran lebih awal
tentang potensi internet guna menunjang proses belajar mengajar.
Keberhasilan
pembelajaran berbasis internet ini secara signifikan ditentukan oleh
karakteristik guru-guru yang akan dilibatkan dalam pemanfaatan internet. Untuk
itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
·
Guru perlu diberikan
pemahaman berbagai keuntungan, termasuk kelebihan dan kelemahan penggunaan
internet untuk pembelajaran, sehingga mereka memiliki motivasi dan komitmen
yang cukup tinggi.
·
Guru, baik nantinya dia
akan berperan sebagai pengembang dan pengguna maupun yang diproyeksikan sebagai
pengelola system pembelajaran berbasis internet, harus dibekali dengan
kesadaran, wawasan, pengetahuan dan keterampilan tentang internet.
·
Guru yang akan
dilibatkan dalam pengembangan dan pemanfaatan internet untuk pembelajaran
hendaknya memiliki pengalaman dan kemampuan mengajar yang cukup.
·
Jumlah guru yang akan
dilibatkan dalam pengembangan dan pemanfaatan internet untuk pembelajaran,
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan dilakukan secara bertahap.
·
Guru harus harus
memiliki komitmen dan keseriusan dalam menangani pengembangan dan pemanfaatan
internet untuk pembelajaran.
·
Tetap menjaga gaya
mengajar tiap-tiap guru. Karena hal itu akan dicerminkan dalam cara
pembelajaran mereka kelak di system pembelajaran dengan internet.
4) Siswa
Pemahaman
tentang audiens bisa didapat melalui analisis dengan menggunakan data demografi
maupun psikografi, antara lain dengan menguji perbedaan-perbedaan
karakteristik, sikap dan perilaku audiens. Pemilihan atau pengelompokan
diperlukan dalam kaitannya untuk bisa membuat suatu pendekatan atau strategi
pendayagunaan internet lebih tepat sasaran, mengingat bahwa sasaran didik
tersegmen dalam kelompok sekolah-sekolah yang berbeda.Pemahaman tentang
perbedaan-perbedaan motif penggunaan internet berdasarkan aspek demografi dan
psikografi tersebut, menjadi penting agar pengembangan program pendidikan
dengan mendayagunakan internet bisa lebih menyentuh kondisi riel sasaran.
Sesungguhnya
sasaran didik terkelompok dalam segmen-segmen tertentu yang menghendaki adanya
perlakuan yang berbeda pula.Hal berikut sejalan juga dengan teori teknologi
pembelajaran di mana keberhasilan tujuan pembelajaran sangat ditentukan oleh
sejauh mana kita mengenali sasaran didik kita. Segmentasi menjadi sangat
penting, karena sebagaimana yang disampaikan Renald Kasali (1999) dalam bukunya
“Membidik Pasar Indonesia, Segmentasi Targeting dan Positioning”, bahwa lebih
dari 60% kegagalan bisnis disebabkan oleh gagalnya pengusaha mendefinisikan
pasar yang dituju, dan lebih dari 60% kegagalan kampanye social dan politik
disebabkan tidak dipahaminya segemen pasar yang dituju.
Uraian
tersebut menunjukkan bahwa system pembelajaran dengan mendayagunakan internet
yang akan dikembangkan hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan
karakteristik dan segmen sasaran didik. Atau dengan kata lain perlu
dikembangkan suatu system pembelajaran yang paling sesuai dengan segmen-segmen
sasaran didik yang dibina.
5) Teknologi
Terselenggaranya
kegiatan pembelajaran dengan dukungan internet, maka setelah ketiga unsur
didepan dipenuhi dengan kondisi sebagaimana telah diuraikan, maka factor
teknologi merupakan suatu hal yang juga mutlak harus tersedia dan harus
memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan, baik yang berkaitan dengan
peralatan, infrastruktur, pengoperasian, dan perawatannya. Idealnya dalam
pemanfaatan internet untuk pembelajaran di sekolah, harus tersedia sejumlah
computer yang bisa mengakses internet.Cara yang paling efektif dan efisien
untuk menghubungkan sejumlah computer ke internet adalah membangun jaringan
local, Local Area Network (LAN).Jaringan yang umum dipergunakan ialah model
jaringan client/server.
Model
ini memisahkan secara jelas, computer mana yang memberikan layanan (server) dan
computer-komputer mana yang mendapat layanan (client). Agar server dan client
bias berkomunikasi diperlukan server program/software dan client
program/software.
·
Client (software dan
hardware)
·
Server (software dan
hardware)
·
Mode Distribusi
·
Dukungan Teknik
I II.
Pengembangan
Pembelajaran Melalui Internet
1. Model-model
Pembelajaran Internet
Ada
tiga bentuk system pembelajaran melalui internet yang layak dipertimbangkan
sebagai dasar pengembangan system pembelajaran dengan mendayagunakan internet,
yaitu :
a. Web
Cource adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, di mana seluruh
bagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian
sepenuhnya disampaikan melalui internet. Bentuk pembelajaran model ini biasanya
digunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh (distance education/learning).
Aplikasi bentuk ini antara lain virtual campus/university ataupun lembaga
pelatihan yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang bias diikuti secara
jarak jauh dan setelah lulus ujian akan diberikan sertifikat.
b. Web
Centric Course merupakan bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan
dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian
kunsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka, walaupun dalam proses
belajarnya sebagian dilakukan dengan tatap muka yang biasanya berupa tutorial,
tetapi presentase tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan dengan presentase
proses pembelajaran melalui internet. Penerapan ini sebagaimana yang telah
dilakukan pada perguruan tinggi terkemuka yang menggunakan system belajar
secara of campus.
c. Web
Enhanced Course merupakan pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk
menunjang peningkatan kualitas belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga
dikenal dengan nama web lite course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah
tatap muka di kelas. Peranan internet disini adalah untuk menyediakan
sumber-sumber belajar yang sangat kaya akan informasi.
2. Pengembangan
Model Pembelajaran melalui Internet
Pengembangan
system pembelajaran berbasis internet, terlebih dahulu perlu dilakukan
pengkajian atau seluruh unsur dan aspek sebagaimana telah diuraikan di atas,
sehingga bias didapatkan pegangan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam
pengembangan system pembelajaran berbasis internet. Di samping itu juga
diperlukan pertimbangan dan penilaian atas beberapa hal yang tidak kalah
pentingnya antara lain :
·
Keuntungan. Sejauh mana
system pembelajaran berbasis internet akan memberikan keuntungan bagi intuisi,
staf pengajar, pengelola, dan terutama keuntungan yang akandiperoleh siswa
dalam meningkatkan kualitas mereka apabila dibandingkan dengan penyelenggaraan
pembelajaran tatap muka secara konvesional.
·
Biaya pengembangan
infrastruktur serta pengadaan peralatan software.
·
Biaya yang diperlukan
untuk mengembangkan infrastruktur, mengadakan peralatan serta software tidaklah
sedikit. Untuk itu perlu dipertimbangkan hal-hal seperti, apakah akan membangun
suatu jaringan secara penuh ataukah secara bertahap, apakah akan mengadakan
peralatan yang sama sekali baru ataukah meng-upgrade yang sudah ada atau
second.
·
Biaya operasional dan
perawatan. Suatu system akan bejalan apabila dikelola secara baik. Dengan
demikian, system pembelajaran berbasis internet ini, juga diperlukan biaya
operasional dan perawatan yang tentunya tidaklah sedikit.
·
Sumber daya manusia.
Untuk mengembangkan dan mengelola jaringan dan system pembelajaran, diperlukan
sejumlah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan integrasi yang
tinggi. Dalam hal ini termasuk guru-guru yang harus memahami prinsip-prinsip
pembelajaran melalui internet.
·
Siswa. Yang tidak kalah
pentingnya untuk diperhatikan adalah mengetahui sebagaimana kesiapan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan internet yang akan
diselenggarakan.
Berdasarkan kajian dan pertimbangan sebagaimana telah dibahas di atas, kemudian
system pembelajaran internet dikembangkan melalui tiga cara pengembangan yaitu
:
Menggunakan
sepenuhnya fasilitas internet yang telah ada, seperti e-mail, IRC (Internet Relay
Chat), word wide web, search angine, millis (milling list), dan FTP (File
Transfer Protocol). Menggunakan software pengembang program pembelajaran dengan
internet yang dikenal dengan Web-Course Tools, yang di antaranya bias
didapatkan secara gratis ataupun bias juga dengan membelinya. Mengembangkan
sendiri program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan (tailor made), dengan
menggunakan bahasa pemogramana seperti ASP (Active Server Pages) dan lain-lain.
3. Aplikasi
Pembelajaran melalui Teknologi Informasi
Teknologi
pendidikan dapat mengubah cara pembelajaran yang konvensional menjadi
nonkonvensional . Dalam proses pembelajaran , aplikasi e-learning dapat
mencakup aspek perencanaan , implementasi, dan evaluasi. Saat berlangsungnya
proses pembelajaran diperlukan perencanaan yang baik mengenai aktivitas yang
akan dilakukan. Pada dasarnya aplikasi pembelajaran melalui teknologi informasi
memuat beberapa hal, yaitu rencana, perkiraan dan gambaran umum kegiatan
belajar dengan menggunakan dan memanfaatkan jaringan komputer.
Ada
empat komponen yang terdapat dalam perencanaan pembelajaran, yaitu : materi,
kegiatan belajar mengajar seerta evaluasi. Komponen tujuan berfungsi untuk
menentukan arah kegiatan pada saat pembelajaran berlangsung. Rumusan
pembelajaran tidak hanya menggmbarkan hasil melainkan juga menggambarkan
kegiatan atau proses pembelajaran .
Penetapan materi (bahan ajar) akan berfungsi untuk memberi makna terhadap upaya
pencapaian tujuan. Dalam hal ini terlihat jelas perbedaan dalam penerapan
belajar konvensiaonal dan e-learning . Pada pembelajaran konvensional guru
menggunakan metode pembelajaran yang dipilihnya , dan bahan ajar telah
disediakan dalam buku paket yang akan disampaikan guru setiap kali tatap muka .
Sedangkan
dalam pembelajaran menggunakan e-learning , kita dapat mengakses langsung bahan
ajar pada beberapa halaman web yang telah dibuat selain dengan menggunakan
bahan ajar yang telah tersedia . Maka perolehan informasi akan lebih luas , mendalam
serta bervariasi. Kegiatan belajar mengajar yang tercakup dalam perencanaan
pembelajaran pada intinya memuat deskripsi materi, metode pembeljaran, dan
media yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran berbasis e-learning
penent uan bahan ajar hanya pokok-pokoknya saja , karena deskripsi lengkapnya disediakan
dalam halaman web yang akan diakses siswa.
Evaluasi
merupakan bagian terakhir dari komponen perencanaan pembelajaran yang berfungsi
untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa menuasai materi yang telah diajarkan
selama pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui sejauh man tujuan
pembelajaran telah dicapai dan tindakan apa yang harus dilakukan pabila tujuan
pembelajaran belum tercapai. Evaluasi dapat dilakukan dengan bervariasi , bisa
berupa pertanyaan, tugas-tugas, dan atau latihan-latihan yang harus dikerjakan
siswa.
Terdapat
beberapa model penerapan yang digunakan dalam implementasi pebelajaran
e-learning , yaitu : Selective Model , Sequential Model Statc Station Model dan
Laboratory Model . Untuk lebih jelasnya , perhatikan uraian dibawah ini.
a. Selective
Model
Model
ini digunakan apabila media komputer yang tersedia disekolah sangat terbatas ,
misalnya hanya ada satu komputer saja . Maka guru harus dapat memilih salah
satu media yang dirasa tepat untuk menyampikan materi kepada siswa . Dan
apabila guru menemukan bahan ajar yang dinili berkualitas guru harus
menyampaikannya dengan cara demonstrasi saja . Akan tetapi apabila media
komputer tersedia lebih dari satu , siswa harus diberi kesempatan untuk
mendapat pengalaman langsung.
b. Sequential
Model
Model
ini digunkan apabila jumlah komputer di sekolah terbatas, mislnya hanya ada dua
unit komputer .guru harus pandi mengatur dan mengarahkan siswanya , misalnya
dengan pembagian kelompok kecil agar siswa dapat mencari sumber informasi baru
ataupun rujukan bahan pembelajaran secara bergliran.
c. Static
Station Model
Model
ini sama halnya dengan model selective dan sequential , yaitu apabila di
sekolah hanya memiliki jumlah komputer yang minim. Namun dalam model ini guru
memiliki beberapa sumber belajar ang berbeda tetapi untuk mencapai tujun
pembelajaran yang sama .
d. Laboratory
Model
Dalam
model ini, bahan e-learning dapat digunakan oleh seluruh siswa sebagai
pembelajaran, karena di sekolahnya telah memiliki sejumlah kompter
(laboratorium) yang juga dilengkapi dengan jaringan internet.
I III.
Kemasan
Dan Teknologi Pembelajaran Melalui Teknologi Informasi
1. Hakikat
Kemasan Bahan Belajar melalui Teknologi Informasi
Secara
singkat, bahan belajar dapat diartikan sebagai seperangkat material yang
digunakan oleh seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Hamalik (1995)
menempatkan bahan belajar sebagai bagian dari unsur-unsur dinamis dalam proses
belajar disamping motivasi siswa, alat bantu belajar, suasana belajar dan
kondisi subjek belajar. Penentuan bahan belajar harus sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai , karena bahan belajar merupakan unsur belajar yang penting yang
harus diperhatikan oleh guru.
Teknologi
Informasi dalam Pembelajaran Istilah Teknologi Informasi lahir pada abad ke-20
yang diawali terbentuknya masyarakat informasi. Dapat kita lihat, ada teknologi
komunikasi yang berfungsi menyalurkan informasi , ada teknologi komunikasi yang
berfungsi sebagai pengolah informasi dan ada juga teknologi komunikasi yang
berfungsi sebagai penyimpan dan pengolah informasi. Fungsinya yang terakhir
inilah yang menyebabkan kemudian ada orang yng menyebutkan teknologi komunikasi
sebagai teknologi informasi.
Kelahiran
istilah Teknologi Informasi didasari perkembangan teknologi pengolah data.Dalam
konteks yang lebih luas, teknologi informasi merangkum semua aspek yang
berhubungan dengan mesin (komputer dan telekomunikasi). Berkaitan dengan aspek
kemasan, maka informasi yang diolah dan disampaikan oleh komputer untuk
kepentingan belajar inilah yang dikemas melalui sebuah proses pengemasan.
Pengembangan
Bahan Pembelajaran Bahan ajar adalah bahan pembelajaran yang secara langsung
digunakan untuk kegiatan pembelajaran.Bahan ajar merupakan media yang digunakan
untuk menyampaikan pesan-pesan pembelajaran. Bahan ajar dapat dibagi menjadi
dua , yaitu bahan ajar cetak dan bahan ajar tidak tercetak. Bahan ajar yang
dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum suatu mata pelajaran, digunakan
sebagai sumber utama pembelajaran buku teks, ataupun bahan ajar yang sifatnya
penunjang untuk kepentingan pengayaan atau bahan ajar yang berkategori
suplemen.Penggunaan bahan ajar berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar dapat
dibagi kedalam dua kategori yaitu kategori bahan ajar yang digunakan KBM dengan
bimbingan langsung dari guru.Kedua, bahan ajar yang digunakan siswa untuk
belajar mandiri tanpa bantuan guru.
Bahan
pembelajaran dapat dikategorikan menjadi dua , yaitu bahan pembelajaran
tercetak dan noncetak. Karakteristik bahan pembelajaran cetak ialah :
Bahan ajar yang
ditujukan untuk kepentingan kulikuler, instruksional, dan pengembangan ilmu
Bahan ajar dapat mengakomodasikan sumber-sumber daya daerah tanpa mengabaikan
poin terdahulu Bahan ajar yang mengoptimlkan pembelajaran mandiri, khusunya
siswa Bahan ajar dapat memberikan
pengayaan Bahan ajar yang pembaca utamanya siswa.
2. Prosedur
Pengembangan Bahan Ajar
a. Persiapan
Langkah-langkah
yang harus dipersiapkan yang pertama adalah menyiapkan dan mempelajari tatkala
akan menyusun bahan ajar yaitu kuurikulum/GBPP dari suatu bidang studi yang
akan disusun bahan ajarnya.
Setelah kurikulum/GBPP dipahami , langkah selanjutnya yaitu mempelajari
struktur materi dari bahan ajar yang akan dikembangkan. Langkah terakhir ialah
mengumpulkan berbagai sumber bahan ajar yang diperlukan.
b. Penulisan
Draft Bahan Ajar
Tahapan
selanjutnya setelah bahan ajar disusun dan dikembangkan dengan menggunakan
model tertentu yaitu diskusi isi draft bahan ajar. Diskusi dapat dilakukan
melalui KKG, FDG, ataupun MGMP .Bahan ajar dapat direvisi setelah menerima
masukan dari beberapa ahli.
c. Penyelesaian
Tahap
yang paling akhir ialah penyelesaian . Tahapan akhir dri kajian draft bahn ajar
adalah memperhatikan aspek kebahasaan, keterbacaan, kosakata yang digunakan ,
termasuk kesulitan bahasa.
3. Pengemasan
Bahan Pembelajaran
Ada
dua alas an utama yang berkaitandengan fungsi kemasan, yang pertama adalah
adanya suatu peradaban yang lebih kompleks dan standar kehidupan yang lebih
tinggi yang menjadikan sebuah produk perlu untuk memiliki kemasan yang lebih
rapih dalam pengertian fungsional. Yang kedua, kemasan menjadi suatu bagian
penting dari proses penjualan atau pendistribusian berkaitan dengan minat
pengguna untuk membeli atau menggunakan produk tersebut.
Aspek
kemasan merupakan bagian dari proses perancangan (desain) yang berkaitan dengan
fungsi dan penampilan sebuah produk. Adapun produk yang dimaksud adalah bahan
belajar melalui teknologi informasi.Dengan demikian bahan produk yang dimaksud
harus memenuhi persyaratan terlindungi dan terjaga dalam kondisi yang baik,
memberi kesan mudah difungsikan, mudah didistribusikan secara ekonomis, efektif
biayanya, dan memiliki daya jual.